Monday, December 10, 2012

Persekabpur Purworejo, Mau Dibawa Ke Mana?

| | 0 comments

Persekabpur (ungu) , laga perdana Divisi 2 musim 2012, 28/1/2012 di kandang, Std. WR Soepratman.
 (foto: Stefanus / via tempurmania.net)

Bicara soal klub lokal, saya jadi ingin bicara tentang Persekabpur. Mungkin nama ini masih asing dalam sepak bola nasional. Bahkan di daerah asalnya sendiri belum semuanya mengenal nama ini. Menyebut namanya yang benarnya pun masih banyak yang keliru. Memang, klub ini masih baru. Usianya baru genap 2 tahun pada Juni 2012 lalu.

Persekabpur atau singkatan dari Persatuan Sepak Bola Kabupaten Purworejo, nama yang khas di telinga orang-orang Indonesia, berawalan -perse, adalah klub amatir yang berasal dari Kabupaten Purworejo. Klub yang akan berlaga di Liga Amatir Indonesia, Divisi 1 (2012/2013), setelah musim lalu memastikan diri promosi dari Divisi 2. Dan 2 musim lalu menjadi juara 3 Divisi 3, musim pertamanya di Liga Indonesia.

Klub ini kembali dihidupkan setelah beberapa tahun tidak tampak badannya, seperti mati suri. Dulu namanya ISP, Ikatan Sepak Bola Purworejo (meski sekarang sebenarnya juga masih itu nama yang sah di PSSI). Sebelum mulai kiprahnya di Divisi 3, kompetisi paling bergengsi yang diikuti ISP adalah PIala Soeratin. Prestasi terbaiknya saat tahun 1986, ISP nyaris lolos ke babak final yang digelar di Jakarta. Sayangnya Persipur Purwodadi mengandaskan asa ISP pada laga final Korwil VI Jateng-DIY.

Saya jadi ingat tahun 2003 saat masih SMP, diajak bapak nonton pertandingan sepak bola di stadion, Std. WR Soepratman namanya. Sebenarnya nonton karena kakak saya ikut main memperkuat ISP, tapi saat itu saya belum tahu apa itu Piala Soeratin. ISP menang 2-1 atas Brebes ISP kalah 1-2 dari Persipa Pati kala itu. Untuk pertama kalinya nonton sepak bola di stadion yang hanya bertribun di bagian timur dan penontonnya pun masih sepi. Tahun-tahun di mana saya belum mengenal sepak bola nasional.

Pertandingan itu mungkin juga jadi yang terakhir klub asal Purworejo yang saya tonton langsung sebelum akhirnya hidup kembali dan mulai berkompetisi di Divisi 3 pada pertengahan 2010. Rasanya senang sekali saat mendengar kabar adanya klub asal Purworejo yang akan ikut kompetisi nasional. Dalam arti, akhirnya saya bisa mendukung langsung klub dari kota asal saya setelah selama ini hanya menjadi penonton di kota orang.

Pada musim pertamanya, Persekabpur langsung meraih posisi 3 nasional di akhir musim dan sekaligus merebut 1 tiket promosi dari Divisi 3 ke Divisi 2. Musim  keduanya, Persekabpur juga langsung promosi ke divisi yang lebih tinggi, meskipun hanya sampai babak 8 besar Juli 2012 lalu. Pada musim 2013 mendatang, Persekabpur akan berlaga di Divisi 1.

Meskipun begitu, sebenarnya masih banyak kekurangan. Dari segi infrastruktur, pendanaan, manajemen, dan juga pembinaan usia muda. Komplit, sebagian dari beberapa aspek untuk menuju klub yang mandiri dan profesional. Kalau pun ingin menuju ke situ.

Hingga saat ini belum ada stadion yang representatif bagi klub sepak bola Purworejo yang akan mengikuti kompetisi yang lebih tinggi levelnya. Meski sudah ada Std. WR Soepratman, satu-satunya stadion yang ada, namun kualitas lapangan dan rumput yang masih buruk. Seperti halnya lapangan-lapangan yang ada di Indonesia, drainasenya buruk, yang kala hujan lebat air menggenang.

Tribun penonton pun hanya ada di bagian timur dan belum ada tribun vip di bagian barat. Tentunya juga fasilitas penunjang seperti ruang ganti, ruang wasit, tempat media, dan toilet pun juga belum ada. Mungkin saat Divisi 3 dan Divisi 2 lalu stadion ini masih bisa dibilang layak digunakan. Tapi, kiranya untuk musim depan di Divisi 1 stadion ini sudah tak layak lagi. Dan hingga kini, belum ada kabar lagi kapan stadion ini akan direnovasi, atau kabar akan dibangunannya stadion baru. Entah.

Bicara soal infrastruktur, maka juga akan berkaitan dengan dana. Kendala dana lah yang menjadi faktor utama. Pemkab Purworejo yang masih setengah hati “membantu” keberlangsungan hidup Persekabpur dalam segi infrastruktur. Kekurangan dana membuat infrastruktur tidak tersentuh sehingga terbengkalai sampai detik ini.

Atau, karena anggaran dana dialokasikan untuk biaya operasional Persekabpur? Bisa jadi! Ya, sebagai klub amatir memang Persekabpur masih mendapat keistimewaan dalam sumber dana. Selama 2 musim kemarin Persekabpur praktis hanya mengandalkan dana APBD yang besarnya sebenarnya tidak cukup untuk mengarungi 1 kompetisi. Bahkan, musim 2011/2012 kemarin Persekabpur krisis dana.

Dana memang masalah klasik. Tak hanya Persekabpur saja yang mengalaminya, hampir sebagian besar klub sepak bola di Indonesia mengalami masalah serupa. Tapi, ada juga klub yang sudah bisa memulai bercerai dengan APBD dengan menggandeng beberapa pengusaha untuk berinvestasi ke klub. Dan untuk bisa seperti itu dibutuhkan manajemen yang solid dan bisa bekerja secara profesional.

Sayangnya, kinerja manajemen masih seadanya. Pendanaan masih mengandalkan APBD, pun dengan pemain yang masih kurang diperhatikan keadaannya, khususnya masalah tempat tinggal dan makanan sehari-hari yang juga seadanya.

Mungkin karena statusnya masih amatir sehingga klub pun dikelola secara amatir. Hal ini tidak bisa sepatutnya dipakai sebagai pembenaran. Sebagai klub amatir yang (sekali lagi kalau ingin) nantinya menjadi klub yang bermain di level yang lebih tinggi, semi-pro atau pro, alangkah baiknya dimulai dari sekarang. Padahal Persekabpur sudah punya aset, yaitu kelompok suporter yang sudah berdiri sejak awal adanya Persekabpur yang kini jumlah anggotanya semakin meningkat.

Saya sendiri tak ingin terlalu muluk berharap. Untuk hal yang dasar saja masih belum bisa peduli. Pembinaan di tingkat kabupaten dan juga usia dini contohnya, yang sampai saat ini belum diperhatikan. Kompetisi internal terbengkalai, yang tidak rutin digelar, kadang ada kadang vakum. Pun dengan pembinaan usia dini yang akhirnya para pengampu SSB berinisiasi sendiri membentuk asosiasi.

Lalu, mau dibawa kemana sebenarnya Persekabpur ini? Inginkah melangkah ke tingkat yang lebih tinggi atau hanya sebagai klub amatir dan musiman yang hanya hidup ketika kompetisi ada? meski saya akan tetap selalu mendukung karena klub ini membawa nama Purworejo, kampung halaman yang saya cintai.

*telah dipublikasikan sebelumnya di http://footballego.com/001/?p=727

0 comments:

Post a Comment