Friday, November 28, 2014

Wajah Baru Kompetisi AFC

| | 0 comments
Rasanya cukup lama sudah tidak menulis di blog yang satu ini. Sekalinya kepingin menulis, kebetulan dapat bahan menarik untuk diulik. Sepak bola Asia.

Sepak bola Asia bisa dibilang masih dalam status berkembang. Dibanding dengan negara-negara dari benua Eropa, Amerika, bahkan Afrika, Asia berada pada posisi paling bawah. Memang, negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Iran, dan beberapa lagi masih bisa bersaing, tapi gapnya terlalu jauh dengan negara-negara kelas dua, bahkan kelas tiga. Indonesia masuk kelas mana menurut kalian?

Mungkin itulah kenapa AFC melakukan beberapa "gebrakan". Ya, perubahan sedang gencar-gencarnya dilakukan AFC. Ada kompetisi yang dihilangkan, juga ada penjumlahan jumlah peserta kompetisi yang digelar AFC, ada pengubahan sistem kompetisi. Saya batasi bahan yang saya bahas ini menyoal kompetisi yang diselenggarakan oleh AFC, baik itu antar-tim nasional maupun antar-klub.

Mulai dari kelas tim nasional. Seperti halnya yang dilakukan Platini, AFC memutuskan untuk menambah jumlah kontestan Piala Asia pada edisi 2019. Dari yang sebelumnya hanya 16 tim, diperbanyak menjadi 24 tim. Ikut-ikutan? Untuk memberikan kesempatan bagi anggota merasakan kompetisi AFC lah yang menjadi alasan mereka. Atau, ini khusus ditujukan kepada Indonesia yang sekarang mulai kepayahan untuk masuk Piala Asia? Bisa jadi.

Sistem kualifikasi Piala Asia dan Piala Dunia juga ikut diubah. Pada babak awal, keduanya digabung, kemudian dipisah babak berikutnya. Tidak seperti edisi yang sudah-sudah, semua negara anggota AFC (yang berpartisipasi) langsung dibagi dalam delapan grup pada babak kualifikasi awal. Juara grup dan empat posisi kedua terbaik lolos ke babak final Piala Asia sekaligus lolos ke babak final kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Sisa slot Piala Asia (12) akan diperebutkan oleh 24 tim terbaik berdasarkan babak kualifikasi awal yang akan dibagi dalam enam grup.

Peluang Indonesia untuk berlaga kembali di Piala Asia dan atau Piala Dunia jadi makin terbuka, bukan? Kalau bisa.

Sementara, AFC Challenge Cup, kompetisi untuk anggota dengan status "emerging associations" atau kelas tiga akan dihentikan. Kompetisi ini sebetulnya menjadi jalan bagi mereka untuk bisa lolos ke babak final Piala Asia. Juara AFC Challenge Cup berkesempatan merasakan kompetisi tertinggi di tingkat Asia ini. Dan edisi tahun ini yang diadakan di Maladewa menjadi edisi terakhir. Palestina menjadi juara setelah mengalahkan Filipina, 1 - 0.

Tidak hanya itu, ada pula kompetisi antar-klub yang ikut dipensiunkan. Adalah AFC President Cup, kompetisi tingkat tiga di bawah AFC Champions League dan AFC Cup. Kompetisi ini mewadahi klub-klub dari anggota yang berstatus "emerging associations" tadi. Pertandingan antara HTTU Asgabat dari Turkmenistan dengan Rimyongsu dari Korea Utara menjadi final terakhir yang akan dicatat menjadi sejarah. HTTU keluar sebagai juara dengan menang 2 - 1.

Dengan dihentikannya AFC President Cup, praktis hanya ada dua kompetisi antar-klub di Asia: AFC Champions League (ACL) dan AFC Cup.

Kedua kompetisi tersebut juga tak luput dari pembaruan. Berbeda dengan ketentuan sebelumnya di mana hanya ada 11 negara yang bisa ambil bagian, mulai tahun ini, klub-klub dari 24 anggota AFC (12 negara dari masing-masing zona) punya kesempatan untuk tampil pada ACL. Mereka adalah 24 peringkat teratas dari poin anggota AFC yang terdiri dari poin klub dan poin tim nasional. 

Indonesia menduduki peringkat 18 dengan 25.004 (poin klub 18.093, poin tim nasional 6.911), atau berada tiga tingkat di bawah Vietnam dengan 27.753 (16.610, 11.143) dan lima tingkat di bawah Thailand 33.049 (27.585, 5.464). Atau kalau dipisah berdasarkan zona, Indonesia berada di nomor tujuh zona timur. Artinya, Indonesia mendapat jatah satu slot play-off ACL. 

Dalam ketentuan baru yang dirilis AFC, peringkat satu dan dua masing-masing zona mendapat tiga slot lolos langsung ke babak grup dan satu slot play-off ACL. Peringkat tiga dan empat mendapat dua slot lolos langsung dan dua slot play-off. Peringkat lima mendapat satu slot lolos langsung dan dua slot play-off. Peringkat enam mendapat satu slot lolos langsung dan satu slot play-off. Peringkat 7 - 12 hanya mendapat jatah satu slot play-off.

Beralih ke AFC Cup. Kompetisi ini akan menjadi tempat persinggahan baru bagi klub-klub yang tadinya berlaga di AFC President Cup. Klub-klub dari negara anggota AFC yang berada pada peringkat 33 - 47 akan saling rebutan tempat melalui babak play-off. Sementara mereka yang berada di peringkat 25 - 32 sudah dipastikan masuk babak penyisihan grup. Indonesia juga akan menempatkan wakilnya di sini, Persipura sebagai runner-up ISL 2014 dan Persib jika gagal di babak play-off ACL nanti.

AFC MA's ranking selengkapnya bisa dibaca di http://www.the-afc.com/uploads/afc/files/rankings/afc_ma_rankings_03_11_2014.pdf

0 comments:

Post a Comment