Friday, April 22, 2011

Akhirnya, Aku Jatuh Cinta Dengan Sepak Bola (part 2)

| | 0 comments
Akhirnya bisa melanjutkan part 2, yang belum baca part 1 baca dulu di sini ya > Akhirnya, Aku Jatuh Cinta Dengan Sepak Bola (part 1)Di part 2 ini sekaligus yang terakhir mengenai akhirnya aku bercinta eh maksudnya mencintai sepak bola, aku akan bercerita tentang (setidaknya) aku jadi pemain bola (bukan sekadar tarkam).


Impianku sejak kenal dan cinta dengan sepak bola adalah menjadi pemain sepak bola (profesional). Tapi, agaknya kini aku harus mengubur dalam impianku itu, karena bisa dibilang 'it's so impossible'. Melihat usiaku yang semakin tua dan fisikku yang semakin menurun, tapi setidaknya sampai saat ini aku juga bisa dibilang (masih) menjadi pemain bola (meski amatiran).


Bicara soal main sepak bola, di postinganku part 1 sudah aku sedikit ceritakan sejak kapan aku bermain sepak bola. Di postingan ini, aku hanya akan bercerita turnamen sepak bola yang di mana aku ikut serta, tepatnya saat aku masih SMP. Kurang lebih ada 3 turnamen yang aku ikuti. Turnamen ini punya makna dan kenangan yang tak mungkin untuk kulupakan (halah). 

Turnamen pertama, LIGA RW. Turnamen ini mempertemukan perwakilan RW-RW di Kelurahan Mranti, Purworejo, tempat di mana aku tinggal. Terhitung 2 kali aku ikut bermain di turnamen ini. Pertama, saat aku kelas 1 SMA (kalau gak salah ingat). Pada Liga RW yang pertama aku ikuti ini, aku masih menjadi pemain cadangan, maklum baru pertama kali ikut. Meskipun cadangan, aku juga sempat bermain dan juga mencetak 1 gol dan timku meraih juara 3. Lumayan :)

Saat kedua kalinya aku ikut, aku menjadi pemain inti. Pada Liga RW yang kedua ini aku sudah naik ke kelas 2 SMA atau bisa dibilang usiaku sudah bertambah 1 tahun. Aku masih ingat nama timku waktu itu, BORCUN. BORCUN singkatan dari 'Bocah Rada Culun' (dalam bahasa Indonesia: Anak yang agak culun). Entah asal mulanya muncul nama itu dari mana, kalau yang ini aku benar-benar lupa. Posisiku di tengah, sebut saja sebagai 'playmaker' dan aku sukses mencetak 3 gol serta membawa timku (lagi-lagi) juara 3. Hebat gak? :p

Turnamen yang kedua, Liga Ganesha, yaitu liga antar kelas di sekolahku dulu, SMA Negeri 1 Purworejo. Di turnamen ini aku ikut sebanyak 3 kali (kelas 1, kelas 2, dan saat kelas 3). Di Liga Ganesha ini, ada 24 kelas yang bertanding dengan sistem setengah kompetisi. Dari 24 kelas (kelas 1, 2, dan 3 masing-masing 8 kelas), dibagi menjadi 8 grup dengan setiap grup berisi masing-masing 1 kelas 1, 2, dan 3 dan hanya 2 kelas dari masing-masing grup yang akan lolos ke babak selanjutnya. 

Saat aku kelas 1, kelasku gagal lolos dari penyisihan grup, maklum lawannya kakak kelas. Meski begitu, kelasku tak jadi lumbung gol seperti kelas lainnya. Dari 2 pertandingan yang dimainkan, 1 hasil imbang dan 1 kekalahan tipis membuat kelasku tak lolos. Pada pertandingan pertama, kelasku bermain imbang 2-2 melawan kelas 3. Sayang, di pertandingan kedua harus kalah 1-2 dari kelas 2. Saat kelas 2, nasibku lebih baik. Kelasku berhasil lolos dari penyisihan grup, tapi akhirnya juga tumbang di babak 16 besar. Waktu itu kalah dari kelas 3. Memang kebanyakan yang meraih juara adalah kelas 3. Selain unggul postur, mental juga berbicara.

Begitu pula saat aku kelas 3, hampir saja kelasku meraih juara, sayang di final harus kalah, mana kalahnya karena apes pula. Di final kelasku kalah 1-3 dari lawan yang juga kelas 3. Aku mencetak 4 gol selama turnamen ini. Babak pertama langsung tertinggal 3 gol. Yang bikin apes itu adalah proses terjadinya gol, dari ketiga gol yang dicetak lawan kelasku, semuanya terjadi karena kesalahan kiper dalam mengantisipasi bola dari tendangan bola mati. Praktis saat babak pertama usai, aku dan teman-temanku sempat ngedrop.

Di babak kedua, permainan aku dan teman-temanku membaik. Hasilnya, temanku sukses mencetak gol dari tendangan bebas jarak jauh. Gol yang melecut semangatku dan teman setimku. Hampir sepanjang babak kedua ini kelasku mengurung kelas lawan, tapi sayang tak satupun gol tercipta lagi dari kaki ataupun kepala teman setimku dan juga dariku. Dan juara pun melayang, piala Liga Ganesha tak jadi dipajang di meja depan di dalam kelasku. :(

Turnamen yang ketiga, dan mungkin ini yang paling berkesan meski menyakitkan karena gagal lolos ke putaran final yang sejatinya akan dimainkan di Stadion Jatidiri, Semarang, APAC INTI CUP. Turnamen ini mempertandingkan perwakilan kabupaten se-Jawa Tengah. Kebetulan waktu itu SMA-ku, SMA Negeri 1 Purworejo, dan 2 SMA lainnya (SMA N 7 dan SMA N 4) ditunjuk sebagai wakil dari Kabupaten Purworejo untuk mengikuti turnamen ini. Kebetulan pula aku ikut mendaftar jadi pemain timnas SMA-ku dan alhamdulillah diterima (senangnya). 

Dalam turnamen ini ada 3 babak yang harus dilalui peserta untuk meraih juara. Babak pertama adalah babak penyisihan yang terbagi dalam 8 grup dengan hanya 1 SMA yang akan lolos ke babak selanjutnya dari masing-masing grup. Waktu itu SMA-ku tergabung dalam grup bersama SMA N Temanggung (lupa tepatnya SMA berapa), SMK Taruna Nusantara, Magelang (tuan rumah grup ini), dan satunya aku lupa. Pertandingan dimainkan di Lapangan SMK Taruna Nusantara.

Seingatku, pada pertandingan pertama SMA-ku harus takluk 0-3 dari SMA N Temanggung. Saat itu aku menjadi pemain cadangan. Aku kemudian dimasukkan menggantikan temanku pada babak kedua dimana timku sudah tertinggal 0-3. Pertandingan kedua menang 2 - 0 melawan tuan rumah, SMK Taruna Nusantara. Pada pertandingan ini aku bermain sejak awal. Oh iya, posisiku di timnas SMAku ini adalah 'wing back' baik kanan maupun kiri, maklum aku ini pemain serba bisa, kecuali kiper (haha). Dan pada pertandingan ketiga, timku harus menang. Alhamdulillah, di pertandingan terakhir penyisihan grup babak pertama ini tim SMA-ku menang 2-1 (lawannya lupa mana) dan lolos ke babak kedua.


Di babak kedua, di sinilah langkah tim SMA-ku terhenti. Kalah 3 kalah dari 3 pertandingan dan harus pulang lebih awal. Yang pertama, melawan SMA sekota, SMA N 7 Purworejo, kalah 2-3. Kedua, lawannya lupa SMA mana, yang jelas kalah 0-1. Terakhir, melawan juara bertahan, SMA N 1 Pabelan, kalah telak 0-6.  Dan kesempatan bermain di Stadion Jatidiri, Semarang pun akhirnya kandas...


Juara bukan tujuan, tapi setidaknya pengalaman berharga ini tak akan aku lupakan dan tak menyurutkan kecintaanku terhadap SEPAK BOLA!

0 comments:

Post a Comment